Nyeri Lambung ? Ambil Kunyit Ajahh …” plus 1 info menarik lainnya |
Nyeri Lambung ? Ambil Kunyit Ajahh … Posted: 08 Oct 2010 03:34 AM PDT Kunyit (Curcuma domestica) sudah sejak lama dikenal sebagai tanaman obat atau bahan jamu. Kunyit memiliki khasiat, seperti untuk tonikum, mengobati diare, menyembuhkan radang tenggorokan, pembersih darah bagi wanita melahirkan, obat memar dan keseleo, menurunkan tekanan darah tinggi, pencahar, obat nyeri pinggang, obat penyakit kuning dan obat nyeri lambung (gangguan maag). Nyeri lambung biasanya timbul karena tukak di selaput lendir lambung, hal itu karena asam lambung yang berlebihan. Kadang-kadang tukak itu mengeluarkan darah sehingga penderita bisa muntah darah. Tukak bisa juga menembus dinding usus sehingga terjadi peradangan selaput perut. Nyeri lambung bersifat menahun dengan rasa yang sakit bisa hilang-timbul. Perasaan sakit seperti ada yang menggigit-gigit di daerah lambung dan menjalar ke punggung (Oswari, 1995). Tindakan Medis Gejala pada nyeri lambung berupa nyeri yang berhubungan dengan makanan, mual, kadang-kadang berat badan menurun. Dinding lambung secara normal dilindungi oleh lapisan selaput lendir (mukosa) dari pengaruh asam kuat dan enzim yang biasanya terdapat dalam cairan lambung. Bila lapisan selaput lendir robek karena suatu sebab, maka asam akan merusak lapisan dinding lambung dan menyebabkan tukak dengan garis tengah beberapa sentimeter (Panduan Kesehatan Keluarga, 1996). Penyebab pasti nyeri lambung belum diketahui. Kebiasaan merokok, minum alcohol atau depresi (tekanan batin) diduga memberikan andil yang besar dalam pembentukan tukak. Tindakan medis untuk menolong penderita antara lain dengan memberi antasida (bahan penetral asam) untuk meredakan nyeri. Pengobatan khusus biasanya tiga bulan, supaya tukak lambung sembuh total, sedangkan bila tidak mengalami kesembuhan dan timbul komplikasi perlu diambil dindakan bedah. Hasil Uji Kunyit Pemakaian kunyit untuk mengobati nyeri lambung makin meluas. Pusat Penelitian Obat Tradisional (PPOT) UGM mengadakan pengujian manfaat ekstrak kunyit dalam pengobatan nyeri lambung (peptic-ulcer), secara uji preklinis dan klinis cenderung memberikan hasil positif. Uji klinis dilakukan terhadap 20 pasien penderita nyeri lambung. Ekstrak kunyit dalam kemasan kapsul 0,8 gr/kapsul diberikan dengan dosis minum tiga kali sehari dua kapsul, selama seminggu. Hasil pengamatan menunjukkan ekstrak kunyit mampu mengobati nyeri lambung pada pasien. Ekstrak kunyit tidak menimbulkan efek samping, baik terhadap tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi respirasi, dan berat badan. Rekomendasi Untuk mengobati nyeri lambung direkomendasikan menggunakan ekstrak kunyit dengan dosis tiga kali 1,6 gram per hari, selama seminggu dan tanpa efek samping. Penggunaan obat nyeri lambung yang mengandung magnesium hidroksida, alumunium hidroksida dan metilpolisiloksan, sering menimbulkan efek samping seperti muntah dan penyumbatan usus. Obat nyeri lambung yang mengandung magnesium trisilikat, alumunium glisina, papaverin hidroklorida dan simetikon jika pemakaiannya dalam waktu lama, dapat menimbulkan efek samping berupa gangguan ginjal dan pelunakan tulang. Jangan Berlebihan Ekstrak kunyit dalam bentuk kapsul atau tablet belum tersedia secara luas. Cara mudah pemakaiannya ialah dua rimpang kunyit seukuran ibu jari, dicincang dan direbus sampai mendidih dengan 1,5 gelas air sampai tersisa satu gelas. Kemudian disaring dan diminum tiga kali sehari sampai nyeri lambung tidak ada lagi. Jika terasa pahit dapat dicampur gula merah atau madu. |
Posted: 07 Oct 2010 10:34 PM PDT Selama ini dokter identik dengan obat. Pergi berobat ke dokter manapun dan di manapun, pulangnya selalu dibekali resep, yang berisikan catatan mengenai daftar obat yang harus ditebus di apotek. Di Indonesia mungkin bisa dikatakan masih langka dokter memberikan obat berupa jamu, tetapi di Cina dan beberapa negara Asia lainnya sudah termasuk lajim. Perkembangan ilmu kedokteran barat yang mengandalkan obat dan kedokteran timur yang mengedepankan jamu, sebenarnya bisa berjalan seiring dan sejalan. Jamu sebenarnya sudah menjadi tradisi dalam riwayat kesehatan sebagian masyarakat Indonesia. Jamu adalah warisan nenek moyang, yang dapat bertahan secara turun-temurun. Dengan demikian, jamu sudah mendapat tempat dan kepercayaan untuk mengobati penyakit tertentu. Persoalannya kenapa sebagian dokter di Indonesia seperti masih "alergi" dengan jamu. Jika dokter bisa berdampingan dengan jamu, maka banyak manfaat positif yang diperoleh, antara lain terpeliharanya tradisi kesehatan masyarakat, berkembangnya industri jamu, dan terangkatnya ilmu pengobatan bangsa Indonesia. Dalam hal ini, tak kurang dari Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Departemen Kesehatan, Agus Purwadianto (dalam Kompas, 9 Desember 2009), menghimbau agar para dokter ikut memasyarakatkan penggunaan jamu sebagai upaya promotif , preventif dan rehabilitatif dalam kegiatan praktik pribadi mereka sehari-hari. Menurutnya, jamu yang digunakan harus sudah direkomendasikan Balitbang Depkes serta Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Sebanarnya ilmuwan-ilmuwan bidang kesehatan di Amerika Serikat dan Jerman pun saat ini makin instensif dalam mengeksplorasi khasiat tanaman obat, bahkan berupaya menguasai hak paten. Ilmuwan barat sudah terinspirasi oleh perkembangan di Cina, India, Jepang dan Korea yang sudah berabad-abad berupaya mengembangan tanaman obat. Sebenarnya perlahan namun pasti, penggunaan obat tradisional termasuk jamu, di indonesia makin meningkat. Sebagian besar masyarakat menggunakan obat tradisional mengacu pada pengalaman, bukan berdasarkan petunjuk dokter. Supaya terjadi harmonisasi dan sinkronisasi, maka hubungan antara dokter dengan obat tradisional termasuk jamu, harus semakin mesra. Oleh sebab itu, tanggal 28 Desember 2009, di Jawa Tengah, akan dilakukan pencanangan Griya Sehat, sebagai upaya dan model untuk memasukkan jamu dalam praktek kedokteran. Jangan heran, jika tak lama lagi para dokter akan memberikan resep berupa temulawak, kunyit, jahe, dan sebagainya. (Atep Afia) Tags: dokter, obat, medis, tradisional, jamu |
You are subscribed to email updates from rss indonesia rakhma To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar