7 Keunggulan Obat Herbal | Majalah Kesehatan.com” plus 1 info menarik lainnya |
7 Keunggulan Obat Herbal | Majalah Kesehatan.com Posted: 07 Oct 2010 10:09 AM PDT Saat ini di seluruh dunia manusia semakin sadar akan pentingnya kembali ke alam untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Alam dari dulu sebenarnya telah menyediakan berbagai macam obat yang selama ribuan tahun dimanfaatkan manusia secara turun-temurun. Manusia modern-lah yang kemudian cenderung mengabaikan anugerah alam tersebut. Dengan semakin meningkatnya kesadaran tersebut, riset-riset ilmiah pun kini semakin banyak diarahkan pada bahan-bahan alami. Obat-obatan herbal atau jamu yang diproses secara modern dan didukung hasil riset pun semakin banyak tersedia. Beberapa puluh tahun lalu, Anda tidak dapat membayangkan sedemikian banyaknya pilihan obat herbal modern yang kini ada di pasaran. Apa saja keunggulan menggunakan obat herbal dibandingkan obat farmasi? 1. Tidak ada efek samping Obat herbal adalah produk alami yang ditemukan di alam dan benar-benar bebas dari semua jenis efek samping. Orang Indonesia telah berabad-abad meminum berbagai macam jamu tradisional dan belum pernah tercatat ada kasus efek samping yang mematikan. Namun Anda tetap perlu berhati-hati karena beberapa jenis jamu tradisional diproduksi tidak secara higienis dan bahkan dicampur zat-zat kimia sehingga berbahaya bagi tubuh. Dalam hal ini yang berbahaya bukan jamunya, namun kontaminasi jamur dan zat tambahannya. 2. Bebas toksin Obat farmasi adalah racun. Anda tidak boleh mengkonsumsinya sembarangan. Obat herbal bebas racun sehingga aman dikonsumsi siapa pun, bahkan seringkali memberikan efek meluruhkan racun dalam tubuh (detoksifikasi). 3. Mudah diproduksi Obat herbal adalah hasil pengolahan yang sederhana atas akar, umbi, buah, bunga, kulit kayu dan bagian tanaman lainnya. Kesederhanaan prosesnya membuat pengolahan obat herbal tidak memerlukan teknologi canggih dan modal riset yang besar. Banyak obat herbal yang diproduksi oleh usaha rumah tangga yang dipasarkan dari pintu ke pintu. Berkat internet, kini distribusi obat herbal semakin mudah dan mendunia. 4. Menghilangkan akar penyebab penyakit Obat herbal tidak hanya berkhasiat menyembuhkan gejala penyakit, tetapi juga menghilangkannya hingga ke akar penyebabnya. Hal ini karena efek obat herbal bersifat holistik (menyeluruh) sehingga tidak hanya berfokus pada penghilangan penyakit tapi juga pada peningkatan sistem kekebalan tubuh untuk melawan penyakit. 5. Bisa dibeli siapa saja dan di mana saja Siapa pun boleh membeli obat herbal di mana pun. Anda tidak perlu resep dokter atau pergi ke apotik untuk membelinya. Namun, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter bila mengkonsumsi obat herbal bersamaan dengan obat farmasi karena dikhawatirkan terjadi interaksi obat. 6. Murah Dibandingkan dengan obat-obatan farmasi, obat herbal relatif lebih murah. Hal ini karena obat herbal tidak perlu membayar biaya paten atau dana riset yang besar. Di masa mendatang, harga obat-obatan herbal bahkan dapat jauh lebih murah bila skala produksinya lebih efisien. 7. Multi-khasiat Obat herbal dapat digunakan untuk pengobatan lebih dari satu penyakit. Habbatussauda (jintan hitam) bisa membantu menghilangkan asam urat, diabetes, migren, kanker sampai hepatitis. Bawang putih tidak hanya bersifat antivirus namun juga menurunkan kadar kolesterol dan menguatkan jantung. Banyak sekali bahan alami lainnya yang multi-khasiat seperti itu. image: source |
Tips Mencegah Tumor dan Kanker Payudara Secara Tradisional Posted: 06 Oct 2010 06:04 PM PDT Tulisan ini adalah pengalaman pribadi saya. Saat saya menulis tips ini umur saya sudah 35 tahun. Ketika SMA kelas 2 diketiak saya diketemukan kelenjar payudara yang mengalami pertumbuhan, sehingga pada waktu itu juga dilakukan operasi ringan. Ukuran kelenjar yang diangkat sebesar 6 cm x 3 cm x 1 cm. Kejadian ini terulang kembali ketika saya sudah menginjak Tingkat III mahasiswa di sebuah program diploma keuangan. Dan Operasi yang kedua kalinya dilakukan, volumenya memang lebih kecil dari yang pertama. Walaupun dokter yang mendiagnosa mengatakan itu jinak tetapi rasanya sakit setelah dioperasi membuat saya was-was. Setelah lulus diploma III saya mendapatkan pekerjaan di Jakarta. Pada waktu itu ada seorang teman berusia 46 tahun yang menderita kanker payudara stadium III dan telah dilakukan operasi pengangkatan payudara. Saat saya berkenalan teman saya tadi sedang bersiap-siap menjalani terapi pasca operasi yaitu paket kemoterapi dan penyinaran. Sebut saja nama teman saya itu ibu Atun. Ibu Atun selama menjaga kesehatannya dengan melakukan penyembuhan medis dan non medis. Penyembuhan medis dilakukan dengan pemeriksaan rutin, penyinaran, kemoterapi dan operasi. Paket medis dilakukan secara lengkap sampai tahap akhir. Sedangkan pengobatan tradisional yang dilakukan setiap pagi meminum jus sayuran dan buah-buahan, pijat refleksi, jamu-jamuan, dan obat-obatan dari china. Kebetulan beliau mempunyai kemampuan ekonomis yang dapat menunjang pengobatan-pengobatan yang dilakukan.Dari kanker terdeteksi sampai meninggal beliau diberi kesempatan hidup selama 4 tahun. Apa hubungannya dengan saya? Saya suka ikut menemani ibu Atun berobat tradisional dengan terapi pijat refleksi, menemani perawatan di rumah sakit, membantu membuat ramuan. Selama itu saya banyak belajar mengenai efek-efek dari terapi yang dilakukan. Bukan hanya dengan ibu Atun saja saya belajar tentang kanker payudara, tetapi dari paramedis, terapis-terapisnya dan media komunikasi. Berikut ini adalah rangkuman tips-tips yang saya dapatkan. 1. Pantangan makanan Beberapa istilah terkait dengan pantangan makanan. 4 (empat) G : Gorengan, gandum, gula dan Garam Makanan yang tidak sesuai merupakan pupuk buat pertumbuhan tumor. Selajutnya saya akan memakai istilah tumor, karena sebenarnya kanker pada awalnya adalah tumor yang telah menjadi ganas. Saya tidak pernah pantang, dalam arti tidak makan makanan dalam golongan pantangan tersebut di atas sama sekali. Saya hanya mengurangi jumlah konsumsinya, atau setidak-tidaknya menjaga keseimbangannya. 2. Makanan yang dianjurkan Dianjurkan sayuran direbus atau diosenk saja dan dimasak setengah matang. Pada awal tahun 1998 saya mengalami nyeri dada padahal saat itu tidak menjelang menstruasi sehingga saya melakukan pemeriksaan awal yang dilakukan pemeriksaan usg dengan diagnosa pembengkakan kelenjar payudara. Deteksi dilakukan di Yayasan Qucala di Jl. TB Simatupang Cilandak Jakarta. Dokter waktu itu menyarankan untuk mengurangi konsumsi jeroan, garam dan dianjurkan minum vitamin B setiap hari. Dokter menjelaskan bahwa pembengkakan kelenjar payudara adalah awal dari pembentukan tumor atau kista. Dari deteksi awal itu selanjutnya saya melakukan terapi rutin refleksi dengan terapisnya Ibu Atun. Hampir sebulan sekali refleksi dilakukan secara rutin dengan tetap mulai menjaga pola makan seimbang tanpa jeroan. Selama 8 tahun refleksi rutin dan pengaturan makan dengan lebih banyak sayur dan buah penyakit ini hampir dikatakan belum pernah kambuh. Tahun 2003 bapak terapis meninggal dunia, dimulailah serangkaian keluhan seperti pada tahap awal tahun 1998. Akhirnya berusaha menjadi vegetarian lacto ovo untuk memaksimalkan hasilnya karena menyadari belum ditemukan lagi terapi yang pas. Saya mencoba terapi cheragem. Kesulitan melakukan terapi ini adalah harus dilakukan minimal 5 hari sekali, jadi masalah waktu menjadi kendala. Saya hanya melakukannya sekali-kali. Lumayan untuk capek dan masuk angin, membantu sekali. Vegetarian selama 2 tahun membuat saya jenuh dan saya kembali pada pola makan biasa. Saya memperhatikan ada interval setiap 2 tahun sekali penyakit ini kambuh apabila saya lepas kontrol dengan pola makan. Bahkan akhir tahun 2009 sempat saya lakukan kontrol lengkap sampai dengan mamografi ditemukan dua kista di payudara sebelah kanan. Tetapi saya mencoba lagi makan buah-buahan saja selama 7 hari terus menerus dengan konsumsi air putih akhirnya keluhan itu hilang lagi. Demikian seterusnya. Saa tidak pernah melakukan pengobatan secara medis. Walaupun tetap ada prosentasi keberhasilan tetapi pada tahapan tertentu seperti kemoterapi dan penyinaran saya melihat efek samping yang ditimbulkan merusak susunan syaraf tubuh, sehingga untuk lebih susah mengembalikan tubuh agar bisa memproduksi antibodi buat dirinya sendiri. Setiap orang mempunyai pilihan untuk menentukan yang terbaik untuk dirinya sendiri. Kebetulan saya memilih jalur alternatif dan bukan medis, walaupun kontrol dan diagnosanya dilakukan secara medis. Dengan adanya penyakit ini mendorong saya belajar tentang alternatif. Hambatan melakukan terapi secara tradisional adalah perasaan jenuh dan bosan, makanya kita harus mampu melakukan variasinya. Berbagi pengalaman tentang berbagai terapi yang pernah saya coba. 1. Pijat Refleksi Pemijatan dengan menekan titik syaraf simpul dari ujung jari dan kaki. Sebenarnya terapi ini cukup efektif apabila dilakukan oleh orang yang memang mampu. Tetapi maaf saya belum menemukan lagi yang lebih mampu dari almarhun pak Padma “Tubagus Sapta Dewa”. Tetapi untuk penyakit yang disebabkan karena gangguan syaraf saya merekomendasikan cara ini. Misalnya migren, vertigo, syaraf kejepit. 2. Buah-buahan dan sayuran Buah-buahan dikonsumsi dengan berbagai macam cara. Mulai dari blender, juicer, rebus, rujak, gado-gado ataupun dimakan langsung sebagai kudapan ataupun lalapan. Pada saat penyakit sudah sangat mengganggu maka terapi ini sangat dianjurkan. Hasil maksimal dapat dilakukan dengan juicer atau mengambil sari buah-buahan,bukan di blender. Jadi air perasan buah murni. Jika tidak punya juicer silahkan diparut dan disaring diambil airnya. 3. Umbi-umbian Jenis makanan ini dikonsumsi dengan cara direbus atau dikukus tanpa garam. Lumayan sebagai pengganti nasi, mengenyangkan dan masih ada rasa manisnya. Disediakan sebagai cemilan. 4. Puasa Seagal macam puasa sesuai dengan agama dan aliran masing-masing. Bebas. Puasa sunah, puasa ngebleng, puasa ngrowot, puasa mutih, pati geni. papaun jenisnya diperbolehkan. Inti dari puasa adalah mengurangi makan, tertama garam gula dan makanan berbumbu lainnya. Hasilnya bagus sekali dalam hitungan 7 hari akan terasa perubahannya. Terapi ini yang paling sering saya pakai. Minimal 3 hari dalam sekali puasa. Lebih sering lebih baik. Semuanya sudah saya coba, hasil yang paling bagus adalah pati geni, hanya mengkonsumsi makanan yang tidak di masak. Minumnya air kelapa atau juicer. 5. Terapi cheragem atau batu giok. Terapi ini hanyalah pendukung. Intinya tetap kembali apda pola makan. Tetapi mengurangi benjolan dan volumenya saja, tidak menghilangkan. 6. Terapi Urine. Terapi pendukung bukan penyembuh. Minum air seni minimal 1 gelas pagi hari bangun tidur.Rasanya tidak tega meneruskannya. tapi saya pernah melakukan terapi ini selama 1 tahun lebih, dan bukan hanya pagi hari tetapi sesempatnya. Hasilnya tubuh lebih langsing, fit, seperti minum dopingan, tidak gampang ngantuk. Terapi ini saya lakukan saat saya vegetarian. Jadi Rasanya enak, manis. Masalahnya hanya di baunya. Butuh latihan rasa yang luar biasa. Tetapi ini adalah terapi yang paling irit, praktis dan sederhana, sumber tidak pernah habis tanpa musim. Apabila tidak dilakukan kontrol makanan terutama jeroan, ayam potong, kue dan roti makanya rasanya akan asiiiiiin sekali bahkan beberapa kasus karena makan coklat rasanya pahit. 7. Suplemen pendukung Saya minum madu, vitamin b i***i (dalam kemasan botol kecil dengan butiran kecil, bukan merk lain khawatir terbuat dari bahan sintetis yang tidak dapat dicerna oleh tubuh), lemon tea dengan jeruk nipis berikut kulitnya yang direbus, air rebusan suruh, kencur, kunyit, temulawak, jahe, umbi daun dewa. Asal bisa mengolahnya bisa dibuat berbagai macam minuman segar yang menyehatkan. 8. Olahraga Tidak ada pantangan jenis olahraga, lebih dianjurkan yang banyak mengeluarkan keringat untuk menjaga stamina tubuh. 9. Stress Pemicu nomor satu adalah stress, walaupun hal-hal yang di atas sudah dilakukan maka apabila tidak bisa mengendalikan stress maka si tumor ini tetap berkembang. Dan ini adalah pemicu saya yang paling sering terjadi saat ada tekanan emosional ataupun pekerjaan. belajar berpikir positif dan selalu mensyukuri apa yang ada adalah manajemen stress yang paling manjur. Penyakit bukanlah untuk disesali tetapi untuk diambil hikmahnya. Pola makan yang dianjurkan adalah makanlah makanan yang mudah dicerba oleh tubuh. Karena makanan ini tidak akan meninggalkan residu di dalam tubuh. Kurangi makanan yang diolah terlalu lama misalnya daging, dodol, nangka. Jenis makanan yang terlalu banyak bumbu awetan misalnya sarden, dendeng, minuman kemasan. Hidup yang saya jalani biasa-biasa saja. Makan dan beraktivitas seperti biasa, hanya dalam satu hari pasti ada yang saya lakukan salah satu dari tip-tip di atas. Misalnya hari ini minum jus saja, besok makan sayuran atau umbi daun dewa, begitu seterusnya. Saya bersyukur untuk semua yang telah saya alami sehingga saya bisa selalu belajar. Bahkan dalam keadaan seperti ini saya suka membantu mereka yang mengalami penyakit-penyakit ringan dan bisa menyembuhkan. Mereka tidak pernah tahu bahwa saya bersahabat dengan sesuatu yang bisa menajdi bom waktu setiap saat. Setiap orang punya masalah, dan kebetulan bagian saya adalah penyakit-penyakit ini. Beruntungnya saya selalu ditemukan dengan orang-orang yang luar biasa yang mendampingi selama proses penyembuhan.Dapat diambil kesimpulan bahwa hidup bersama penyakit adalah mengidentifikasi sifat dan karakteristik makanan yang sesuai kemudian menjaga polanya. Selanjunya mencari lagi apa yang bisa menyembuhkannya. Banyak jenis makanan yang bisa kita makan tergantung bagaimana kita mengolah dan memvariasinya agar tidak membosankan. |
You are subscribed to email updates from rss indonesia rakhma To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar