Halaman

Sabtu, 09 Oktober 2010

Jamu Gendong « Tunsa

<b>Jamu</b> Gendong « Tunsa


<b>Jamu</b> Gendong « Tunsa

Posted: 08 Oct 2010 05:42 AM PDT

Jamu...jamu...Bismillah,

Jamu…jamu…bapak, ibu, ncang, ncing, nyak, babe, teteh, akang, mbak, mas…yang mau jamu siapa? hehe… *Itu teriakan tukang jamu lho, bukan aku.. :mrgreen: . Masihkah temen-temen mendengar teriakan-teriakan itu di jalan depan rumah? atau di kompleks perumahan kalian? atau bahkan di kos2an? Jamu gendong, orang-orang bilang demikian. Karena jual jamunya di gendong…katanya sich yang di gendong yang lebih siip [Daripada jamu sachet]

Setuju?

Ternyata, walaupun aku nggak pernah denger ada yang teriak jamu..jamu…, tapi penjual jamu gendong masih tetap eksis sampai sekarang lho?. Selain karena banyak khasiatnya, jamu gendong punya cita rasa tersendiri bagi penikmatnya. Katanya sich karena diracik sendiri secara tradisional dan juga bahan yang digunakan masih alami, tidak ada bahan kimianya. Jamu gendong sendiri, macamnya ada banyak…nggak cuma satu macam aja. Ada jamu untuk kebugaran, kecantikan, dan lain-lain, pasti yang pernah minum jamu gendong sudah tau lebih banyak deh. Terutama masyarakat jawa nih yang suka minum ramuan-ramuan tradisional itu. Racikan jamunya turun temurun dan terpelihara dengan baik. Jamu gendong memang beda, selalu disajikan dalam keadaan hangat dan segar, tanpa bahan pengawet.

Eh, ngomong-ngomong soal jamu nih.. siapa yang pernah minum jamu gendong? hihi…baiklah, akan ku jawab mulai dari yang memberi pertanyaan dulu [Pertanyaan sendiri di jawab sendiri, hihi]. Sewaktu kecil, aku suka nyicipi jamu lho, kalau ibu pas manggil tukang jamu gendong mampir ke rumah. Soalnya penasaran banget, dan setelah dirasa, ternyata enak juga. Sebab yang ku minum itu asem jawa, sehingga rasanya nggak pahit deh, hehe…Eitt, tapi aku pernah minum jamu lain lho, yaitu beras kencur…katanya sich jamu itu bisa menyebabkan suara jadi bagus. Kebetulan kemarin ku baca pengalaman dari orang lain, dan ternyata bener.

Banyak juga yang nggak suka jamu, karena pahitnya. Padahal kan lebih bagus daripada obat-obatan kimia, jamu gendong ini tidak mengandung bahan kimia karena terbuat dari herbal atau tumbuh-tumbuhan yang berkhasiat. Di keluargaku, sudah turun temurun minum jamu tradisional. Contohnya ketika ada yang baru melahirkan, pasti sebulan sebelumnya sudah dibuatkan racikan jamu langsung dari nenek yang sudah berpengalaman. Termasuk ibu saya, beliau juga minum jamu. Kata nenek lebih bagus minum jamu buatan sendiri.

Waduh..bahasnya malah kemana-mana.

Jamu gendong masih bisa bersaing di zaman modern ini. Banyak yang masih menyukainya. Bahkan kemarin saya baca di jawa pos, survey membuktikan lebih banyak yang masih suka jamu gendong daripada yang tidak suka. [Responden anak-anak SMA dan SMP di Surabaya].

Apakah temen-temen juga suka?

Hehe…sekian dulu ya…sampai jumpa lagi..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar