Halaman

Kamis, 29 Maret 2012

Jamkesda Tak Tanggung Pengobatan Alternatif

Jamkesda Tak Tanggung Pengobatan Alternatif


Jamkesda Tak Tanggung Pengobatan Alternatif

Posted: 28 Mar 2012 07:35 PM PDT

Kamis, 29 Maret 2012

Jamkesda Tak Tanggung Pengobatan Alternatif



SAMARINDA. Ada berbagai macam upaya yang dilakukan masyarakat untuk memperoleh kesembuhan penyakitnya. Selain melewati pengobatan modern, tak jarang upaya penyembuhan juga dilakukan melewati pengobatan alternatif. Seperti akupuntur, pengobatan eksperimental dan pengobatan tradisional.
Perlu dipahami, Jamkesda tidak menanggung segala hal yang berkaitan dengan pengobatan tersebut, termasuk penggantian klaim biaya atas jasa ataupun obat-obat herbal meskipun itu direkomendasi oleh dokter.
Masyarakat perlu mengetahui, ada banyak pengobatan alternatif maupun tradisional yang dikenal populer di masyarakat. Di antaranya seperti keterampilan pijat urut, patah tulang, sunat, dukun bayi, refleksi, Acupressure, Chiropractor, ramuan Indonesia (jamu), gurah, tabib, sinse, aromaterapi. Termasuk pengobatan tradisional dengan pendekatan agama, seperti melalui doa dengan media air, maupun pengobatan supranatural seperti yang menggunakan tenaga dalam, paranormal, energi Prana, Reiki, dukun kebatinan dan yang sejenis.
Sedangkan pengobatan eksperimental, biasanya menggunakan alat-alat misalnya memakai batu giok, getaran listrik air, batu-batu permata, alat-alat mekanis dan sejenisnya.
Tak jarang biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan dengan metode alternatif ini beraneka ragam. Karena tidak mempunyai standar yang baku, membuat pasien harus merogoh kocek yang cukup dalam, bahkan kadang sampai melebihi biaya pengobatan kedokteran.
Plt Kepala UPTD Jamkesda, dr Ismed menerangkan, masyarakat sering salah pengertian bahwa semua jenis pengobatan itu ditanggung oleh Jamkesda. Padahal tidak ada dari jenis pengobatan di atas yang ditanggung oleh jamkesda, sehingga peserta jamkesda tidak dapat menggunakan kepesertaannya untuk mendapatkan benefit pengobatan di atas.
"Dengan demikian, hendaknya peserta Jamkesda tetaplah menempuh pengobatan kedokteran yang diakui dan difasilitasi oleh jamkesda. Karena pengobatan kedokteran tak kalah mujarab dengan pengobatan alternatif," jelas dr Ismed. (rm-4/adv/lee)




 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar