Indonesia Masih Harus Optimalkan Potensi Obat Herbal | Universitas <b>...</b>” plus 1 info menarik lainnya |
Indonesia Masih Harus Optimalkan Potensi Obat Herbal | Universitas <b>...</b> Posted: 05 Nov 2010 01:00 AM PDT "Hal itu lah yang menyebabkan pada dokter atau pelayanan kesehatan lainnya belum berani merekomendasikan pasien untuk mengonsumsi jamu atau obat herbal. Padahal jika diteliti dan dikembangkan dengan baik, jamu tak kalah berkhasiat dari obat modern," kata Dekan Fakultas Farmasi Prof. Dr. Anas Subarnas, M.Sc., dalam acara Mega Diversity Year 2010, International Seminar & Expo on Jamu "Herbal Medicines: Indigeneous, Molecular Aspects, and Clinical Application" di Graha Sanusi Hardjadinata, Kampus Unpad Jln. Dipatiukur No.35 Bandung, Jumat (5/11). Prof. Anas mengatakan bahwa Indonesia sangat kaya dengan tumbuhan berkhasiat. Potensi-potensi ini menurutnya harus dipergunakan sebaik-baiknya. Perlu upaya-upaya para ilmuwan dalam melakukan penelitian secara sistematik khususnya terkait standarisasi, kontrol mutu, aktivitas, keamanan, mekanisme kerja, interaksi molekuler dan aplikasi klinia. "Banyak penelitian klinis telah membuktikan bahwa obat herbal memiliki khasiat terapeutik yang sama dengan obat kemoterapeutik, dan aman dari efek samping yang membahayakan. Perkembangan dalam dunia biologi molekuler telah membuka pemahaman tentang mekanisme kerja obat herbal," jelas Prof. Anas. Acara yang dibuka oleh Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia ini juga menghadirkan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) / Kepala Bappenas, Prof. Dr. Armida S. Alisjahbana, SE, MA, yang bertindak sebagai keynote speaker. Ditemui di sela-sela acara, Prof. Armida mengatakan bahwa Indonesia memang memiliki potensi yang luar biasa terhadap kekayaan tumbuhan herbal. Menurutnya ada 7 negara di dunia yang memiliki keragaman hayati paling besar. "Indonesia ada di nomor 2 setelah Brasil. Ini menunjukkan potensi yang luar biasa. Herbal medicine diharapkan dapat dimaksimalkan pengembangannnya dari berbagai aspek, seperti standarisasi sehingga aman dikonsumsi," tutur Prof. Armida. Pengembangan tersebut, lanjut Armida, memang memerlukan kerja sama atau sinergi dari berbagai pihak tidak hanya pemerintah yang memfasilitasi aturan-aturan standarisasi, tapi juga perguruan tinggi dan institusi research lainnya. Seminar Internasional yang di gelar Fakultas Farmasi Unpad ini dihadiri oleh ratusan peserta yang terdiri dari para herbalis, etnobotanis, peneliti tumbuhan obat, ahli kesehatan, pihak industri farmasi, industri obat tradisional, pihak pemerintah dan masyarakat umum. Terdapat pula peserta dari berbagai Negara seperti Perancis, Jerman, India, Saudi Arabia, Korea, dan Malaysia. Acara ini ditandai pula dengan penandatangan MoU antara Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia dan Vice-Chancellor Universiti Sains Malaysia, Prof. Dzulkifli Abdul Razak. Kemudian acara dilanjutkan dengan peluncuran website PADI atau Padjadjaran Drug Information (PADI) yang dapat diakses di www.farmasi.unpad.ac.id/padi. Selain kegiatan seminar internasional, terdapat juga pameran yang diikuti oleh praktisi dan produsen jamu serta obat herbal ternama di Indonesia. Seusai acara, Rektor Unpad bersama Prof. Armida meninjau langsung sejumlah stand yang tampil dalam acara ini. Berbagai macam produk jamu dan obat herbal dipamerkan. Prof. Ganjar mengatakan bahwa event internasional seperti ini perlu terus dilakukan apalagi mengangkat warisan-warisan tradisional. Menurutnya jamu merupakan minuman kesehatan yang harus dipromosikan ke seluruh dunia. (eh)* |
Inilah 15 Perusahaan Penerima Penghargaan Rekor Bisnis Posted: 03 Nov 2010 06:57 PM PDT JAKARTA - Sebanyak 15 perusahaan meraih penghargaan dari Rekor Bisnis (ReBi) setelah terbukti menorehkan prestasi dalam bisnis masing-masing. |
You are subscribed to email updates from rss indonesia rakhma To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar