<b>Jamu</b> | habibmaulana Organizer” plus 1 info menarik lainnya |
<b>Jamu</b> | habibmaulana Organizer Posted: 02 Apr 2011 09:15 AM PDT Fenomena "Jamu Gendong" Jamu gendong adalah fenomena tradisional yang sangat terkenal di Indonesia. Biasanya para penjual jamu gendong meracik jamunya sendiri, hal ini menunjukkan bahwa penjual jamu itu mempunyai pengetahuan dalam meramu jamu gendong tersebut. Bahan-bahan yang digunakan juga mirip. Resep jamu gendong umumnya ada 8 macam, yaitu Beras Kencur, Kunyit Asem, Sinom, Cabe Puyang, Pahitan, Kunci Suruh, Kudu Laos, dan Uyup-uyup. Ada dua cara dalam membuat jamu gendong. Pertama dengan merebus semua bahan. Kedua dengan memeras sari yang ada kemudian mencampurnya dengan air matang. Penjaja jamu gendong jumlahnya semakin tinggi dari tahun ke tahun. Data di Departemen Kesehatan RI menunjukkan peningkatan tersebut, yaitu 13.128 pada 1999, menjadi 25.077 pada 2005. Untuk daerah Jawa Timur menunjukkan jumlah 3.306 pada 2005, yaitu menduduki urutan jumlah terbanyak ketiga setelah Jawa Tengah dan Jawa Barat. Angka tersebut diyakini masih belum mencakup jumlah keseluruhan penjaja jamu gendong mengingat mobilitas mereka yang sangat tinggi. Melihat jumlah yang terus meningkat tersebut, dapat diperkirakan bahwa pemanfaatan jamu gendong masih tinggi. Masyarakat masih berminat untuk mengkonsumsi jamu gendong sebagai salah satu upaya untuk perawatan kesehatan. Pembelian jamu gendong biasanya berdasar kebiasaan turun-menurun. Secara umum, sudah diketahui manfaat jamu gendong, namun secara tertulis belum banyak yang mengidentifisir khasiat dan manfaat dari sudut pandang penjaja. Di samping itu, diperkirakan resep jamu gendong bervariasi sedangkan pencatatan atau dokumentasi tentang resep jamu gendong tidak banyak dilakukan sehingga sulit diperoleh gambaran secara pasti. Jenis Jamu yang Dijual Penjualan jenis dan jumlah jamu gendong sangat bervariasi untuk setiap penjaja. Hal tersebut tergantung pada kebiasaan yang mereka pelajari dari pengalaman tentang jamu apa yang diminati serta pesanan yang diminta oleh pelanggan. Setiap hari jumlah dan jenis jamu yang dijajakan tidak selalu sama, tergantung kebiasaan dan kebutuhan konsumen. namun, pada umumnya jenis jamu yang dijual ada delapan macam, yaitu beras kencur, cabe puyang, kudu laos, kunci suruh, uyup-uyup/gepyokan, kunir asam, pahitan, dan sinom. Masing-masing jenis jamu disajikan untuk diminum tunggal atau dicampur satu jenis jamu dengan jenis yang lain. Beberapa di antara nya selain menyediakan jamu gendong juga menyediakan jamu serbuk atau pil hasil produksi industri jamu. Jamu tersebut diminum dengan cara diseduh air panas, terkadang dicampur jeruk nipis, madu, kuning telor, dan selanjutnya minum jamu sinom atau kunir asam sebagai penyegar rasa. Khasiat * Jamu beras kencur dikatakan oleh sebagian besar penjual jamu sebagai jamu yang dapat menghilangkan pegal-pegal pada tubuh. Dalam pembuatan jamu beras kencur, terdapat beberapa variasi bahan yang digunakan, namun terdapat dua bahan dasar pokok yang selalu dipakai, yaitu beras dan kencur. *Jamu Kunir asam dikatakan oleh sebagian besar penjual jamu sebagai jamu 'adem-ademan atau seger-segeran' yang dapat diartikan sebagai jamu untuk menyegarkan tubuh atau dapat membuat tubuh menjadi dingin. Jamu dibuat dengan bahan utama buah asam ditambah kunir/kunyit, namun beberapa pembuatnya ada yang mencampur dengan sinom (daun asam muda), temulawak, biji kedawung, dan air perasan buah jeruk nipis. Sebagai pemanis digunakan gula merah dicampur gula putih dan seringkali mereka juga mencampurkan gula buatan, serta dibubuhkan sedikit garam. * Jamu cabe puyang dikatakan oleh sebagian besar penjual jamu sebagai jamu 'pegal linu'. Artinya, untuk menghilangkan cikalen, pegal, dan linu-linu di tubuh, terutama pegal-pegal di pinggang. Bahan dasar jamu cabe puyang adalah cabe jamu dan puyang, Bahan lain yang ditambahkan antara lain temu ireng, temulawak, jahe, kudu, adas, pulosari, kunir, merica, kedawung, keningar, buah asam, dan kunci. Sebagai pemanis digunakan gula merah dicampur gula putih dan kadangkala mereka juga mencampurkan gula buatan serta dibubuhkan sedikit garam. * Jamu pahitan dimanfaatkan untuk berbagai masalah kesehatan. Penjual jamu memberikan jawaban yang bervariasi tentang manfaat jamu ini, namun utamanya adalah untuk gatal-gatal dan kencing manis. Bahan baku dasar dari jamu pahitan adalah sambiloto. * Jamu kunci suruh dimanfaatkan oleh wanita, terutama ibu-ibu untuk mengobati keluhan keputihan (fluor albus). Beberapa penjual jamu menambahkan bahan-bahan lain yang biasa digunakan dalam ramuan jamu keputihan atau jamu sari rapat seperti buah delima, buah pinang, kunci pepet, dan majakan. * Jamu kudu laos adalah untuk menurunkan tekanan darah. Tetapi, ada pula yang mengatakan untuk melancarkan peredaran darah, menghangatkan badan, membuat perut terasa nyaman, menambah nafsu makan, melancarkan haid, dan menyegarkan badan. * Jamu uyup-uyup atau gepyokan adalah jamu yang digunakan untuk meningkatkan produksi air susu ibu pada ibu yang sedang menyusui. http://www.swaberita.com/2008/05/29/nusantara/fenomena-jamu-gendong.html Waspada, Minum Jamu Sebabkan Kerusakan Ginjal Ginjal adalah organ tubuh yang berfungsi sebagai alat filtrasi, mengeluarkan kelebihan garam, air, asam, membuang atau mengatur elektrolit seperti K, Ca, Mg, PO4, dan sisa metabolisme tubuh. Ginjal juga bertugas melakukan sekresi untuk menghasilkan EPO yang berfungsi mengatur Haemoglobin darah (HB), aktivasi vitamin D untuk kesehatan tulang, serta mensekresi renin untuk mengatur tekanan darah. Kerusakan pada jaringan ginjal disebabkan oleh racun-racun yang masuk melalui mulut, penghancuran jaringan otot. Maka racun-racun harus dihindari agar tidak terjadi kerusakan ginjal. Produk jamu tradisional atau alami yang banyak dijual dan beredar di pasaran yang berbentuk pil atau bubuk, sering dituding berbahaya bagi kesehatan ginjal. Minum jamu akan berbahaya bagi kesehatan ginjal jika diminum melebihi dosis-nya dan / atau tanpa disertai dengan banyak-banyak minum air (air putih lebih baik), karena ginjal itu tugasnya membuang air, sisa cairan dan metabolit di dalamnya dengan menyaring darah yang tersuplai ke ginjal. Jika tidak disertai dengan kebiasaan banyak minum, bisa dibayangkan darah yang dialirkan ke ginjal untuk disaring dan dibuang itu berkonsentrasi yang cukup pekat, ditambah lagi dengan adanya senyawa metabolit jamu. Organ ginjal bisa cepat rusak kalau harus menyaring cairan konsentrat terus menerus. Dan akan lebih berbahaya lagi, kalau ternyata jamu yang dibeli dan dikonsumsi itu ternyata mengandung senyawa obat sintetis (dikhawatirkan reaksi antara jamu dan obat sintetis ternyata saling bertolak belakang). Bisa-bisa terjadi reaksi komplikasi. Juga pemakaian jamu yang dalam jangka waktu lama bisa berdampak penumpukan senyawa metabolitnya di organ – organ, misalnya di hati, saluran pencernaan ataupun ginjal. Selain asupan dari luar, faktor lain yang menjadi penyebab resiko munculnya penyakit Ginjal adalah tekanan darah tinggi, diabetes mellitus, penyakit jantung pembuluh darah, dan faktor keturunan. Faktor lainnya adalah usia diatas 60 tahun, sakit Lupus atau penyakit autoimun lainnya, obesitas/kegemukan, infeksi saluran kemih, batu ginjal dan maupun badan berat rendah saat lahir. Meskipun jarang terjadi, beberapa orang suka mengalami yang disebut gagal ginjal kronik ada yang disebabkan oleh kelainan yang diturunkan. Penyakit keturunan seperti penyakit ginjal polikistik dapat menyebabkan gagal ginjal kronik. Penyakit ginjal tergolong penyakit kronis yang tidak menular, tapi merupakan pencetus berbagai macam penyakit berbahaya. Misalnya, jantung koroner, stroke, hipertensi, serta diabetes melitus. Penyakit-penyakit tersebut saat ini menjadi ancaman utama di dunia kesehatan. Tanda dan gejala terjadinya penyakit gagal ginjal akut antara lain : Bengkak mata, kaki, nyeri pinggang hebat (kolik), kencing sakit, demam, kencing sedikit, kencing merah /darah, sering kencing. Kelainan Urin: Protein, Darah / Eritrosit, Sel Darah Putih / Lekosit, Bakteri.. Tanda dan gejala terjadinya gagal ginjal kronik antara lain : Lemas, tidak ada tenaga, nafsu makan menurun, sering mual, muntah, bengkak, kencing berkurang, gatal, sesak napas, pucat/anemia. Kelainan urin: Protein, Eritrosit, Lekosit. Kelainan hasil pemeriksaan Lab. lain: Creatinine darah naik, Hb turun, Urin: protein selalu positif. Cara pencegahan yang cukup baik adalah mengonsumsi air yang cukup, menghindari konsumsi jamu untuk jangka panjang, menghindari konsumsi obat-obatan sembarangan dan sebagainya. Cara lainnya adalah berolahraga teratur, berhenti merokok, makan dengan menu seimbang, hindari kekurangan cairan dengan minum minimal rata-rata 1-1,5 liter air putih per hari. Sementara itu, Pakar farmasi dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Dra Nurul Mutma'inah, Msi. Apt, menyatakan, konsumen harus waspada bila ada jamu tradisional yang sesudah diminum langsung cespleng, menyembuhkan, atau sangat manjur. Ada bahaya bagi kesehatan di balik kemanjuran sesaat itu. “Jamu seperti itu hanya sebagai penyembuhan sesaat, tetapi justru perlu diwaspadai karena bisa dipastikan mengandung bahan kimia obat, kecuali jamu hasil racikan sendiri tanpa ditambah bahan kimia,” ujar Dekan Fakultas Farmasi UMS itu kepada wartawan saat diminta komentarnya tentang peredaran jamu tradisional yang berkembang pesat akhir-akhir ini. Lebih lanjut ia mengatakan, sebetulnya jamu tradisional jarang yang bisa menyembuhkan suatu keluhan penyakit secara cepat. Lain halnya dengan bahan kimia obat, efeknya bisa cepat muncul. “Maka perlu dicurigai jika setelah minum jamu, efeknya cepat sekali. Kita perlu curiga, di dalam jamu itu terdapat campuran bahan kimia obat,” tandasnya. Di samping itu, masyarakat saat memilih jamu tradisional hendaknya perlu melihat tanda registrasi, termasuk apakah jamu itu terdaftar di Badan POM ataukah tidak, bagaimana aturan pakainya, digunakan untuk penyakit apa, komposisinya, dan sebagainya. Jika tidak ada hal seperti itu, atau minimal harus ada tanda registrasi BPOM, maka jangan dikonsumsi. Bahan-bahan kimia yang ditambahkan di dalam jamu tradisional, katanya, asal digunakan dengan dosis yang tepat, pada pasien yang tepat dan dengan indikasi yang tepat, sebenarnya tidak masalah. “Tetapi untuk menentukan hal yang tepat itu, yang dapat melakukan adalah dokter. Bukan sembarangan orang. Jika dilakukan sembarang orang, menjadi tidak terukur, dan itulah yang berbahaya,” katanya. Terkait dengan jamu tradisional yang ternyata mengandung bahan kimia obat, pakar farmasi itu mencontohkan jamu tradisional penambah stamina pria. Ternyata di dalamnya ditambahkan bahan kimia obat, seperti sildinafil dan padalafil. “Bahan kimia tersebut dalam pengobatan modern sebenarnya untuk mengatasi disfungsi ereksi. Kemudian jika seseorang akan memakainya, seharusnya dipastikan dulu, apakah punya riwayat tekanan darah tinggi atau memakai obat lain ataukah tidak,” jelasnya. Selain jamu tradisional penambah stamina pria, menurut Nurul Mutma'inah, yang juga perlu diwaspadai adalah jamu seperti jamu keju kemeng dan jamu pegal linu. Biasanya, jamu seperti pegal linu tersebut sering ditambahkan analgetik atau penghilang rasa sakit. Efek samping dari minum jamu tradisional yang dicampur bahan kimia obat, menurut Dekan Fakultas Farmasi UMS ini, bisa berakibat jangka pendek atau jangka panjang. Jangka pendek, biasanya muncul keluhan iritasi lambung atau lambung berasa perih, sedangkan efek jangka panjang, bisa menimbulkan gangguan ginjal dan sebagainya. (fn/dc/km) |
Link ke posting ini - Resep <b>Jamu Tradisional</b> Posted: 02 Apr 2011 09:07 AM PDT Kumpulan resep-resep ramuan pengobatan tradisional (Jamu) warisan nenek moyang kita. Berasal dari 20 propinsi di Indonesia. Sebagian telah melegenda dan dipergunakan selama berabad-abad. ... |
You are subscribed to email updates from rss indonesia rakhma To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar