Halaman

Selasa, 14 September 2010

Dalam Sekejap Sesaji Kupat Lebaran Ludes

Dalam Sekejap Sesaji Kupat Lebaran Ludes


Dalam Sekejap Sesaji Kupat Lebaran Ludes

Posted: 12 Sep 2010 11:11 PM PDT

13 September 2010 | 12:51 wib | Daerah

Dalam Sekejap Sesaji Kupat Lebaran Ludes

image

Wonogiri, CyberNews. Gending lancaran ladarang laras pelog pathet enem, disajikan untuk membuka acara ritual tradisi 'andum kupat' Lebaran Idul Fitri 1431 Gebyar Waduk Gajahmungkur Wonogiri. Dibawakan oleh para seniman group Wisata Laras, yang merupakan gabungan seniman pengrawit Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda Olahraga (Dishubparpora), murid SMKN 2 dan siswa SD Negeri Giriwono 3 Wonogiri.

Sajian seni kerawitan pimpinan Handoko SSn ini, disuguhkan untuk mengiringi tari Wanara Sekti yang dibawakan oleh lima seniman tari dari Sanggar Tari Dharma Giri asuhan koreografer Ludiro Pancoko SSn. ''Tari Wanara Sekti ini, pernah meraih juara satu lomba tari tingkat Jateng tahun 2010,'' ujar Kepala Unit Pengelola Teknis (UPT) Objek Wisata Waduk Gajahmungkur, Drs Agus Tri Hari Mulyanto.

Tarian Wanara Sekti, Minggu (13/9), dikolaborasikan dengan tarian tradisional Kethek Ogleng yang dibawakan Sukijo. Dengan iringan gending Lancaran Suwe Ora Jamu, tersaji tarian jenaka dengan mengajak anak ke panggung untuk menirukan tarian Kethek Ogleng, dipadu dengan tarian atraktif akrobatik bergelantungan di atas tali pancang, yang tidak saja mengundang gelak tawa pengunjung, tapi juga decak kagum mendebarkan dari para pelancong Lebaran di Gajahmungkur.

Sajian tari ini, dipentaskan sesaat setelah dilakukan prosesi kirab tujuh gunungan kupat, yang dipikul dengan jodang usungan oleh peraga prajurit keraton. Prosesi kirab gunungan ketupat berjumlah 10 ribu biji ini, diawali dengan tampilnya manggala kirab sepasang gajah tunggang jinak pasangan Nyai Handayani dan Kiai Sitanggang, yang membawa serta anaknya si Denok.

Sepang gajah itu, ditunggangi dua pawangnya yang mengenakan pakaian prajurit hulu balang. Yang tampil layaknya peraga dalam dunia dongeng kemaharajaan zaman silam. Ikut dikirab pula, tiga kupat hias ukuran besar, yang diikuti barisan prajurit bersenjatakan tombak, serta diiringi dua dadak merak reog. Ikut serta kirab, mbak dan mas duta wisata Kabupaten Wonogiri tahun 2009, dan para muda-mudi peserta lomba pemilihan duta wisata Wonogiri 2010.

Kepala Disbudparpora Wonogiri, Bambang Haryadi SH MM, mengatakan, tampilnya tujuh gunungan kupat dikandung makna sebagai perlambang datangnya anugerah 'pitulungan' (pertolongan) dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Ini sinergi dengan maksud dan tujuan digelarnya tradisi tahunan 'andum' (membagi) ketupat lebaran, yang bermakna untuk saling 'mengaku lepat' (kupat), agar selanjutnya saling menyadari bermaaf-maafan.

Tujuh gunungan kupat diangkat ke atas panggung. Setelah dibacakan doa oleh juru doa Soetopo, beranjaklah Bupati Begug Poernomosidi beserta Muspida, untuk menyebarkannya ke massa pelancong lebaran yang memadati objek wisata Waduk Gajahmungkur. Hanya dalam tempo sekejap, 10 ribu kupat ludes diperebutkan massa.

Kepala UPT Objek Wisata Gajahmungkur, Agus Tri Hari Mulyanto, mengatakan, selama tiga hari keramaian Lebaran Idul Fitri 1431 H, telah dibanjiri sebanyak 47.468pelancong. Agenda Gebyar Lebaran Gajahmungkur dilaksanakan sejak Jumat (10/9) dan akan berlangsung sampai dengan tanggal 25 September 2010 mendatang.

( Bambang Purnomo /CN12 )

Powered by Telkomsel Blackberry


Tidak ada komentar:

Posting Komentar